Tampilkan postingan dengan label Pilpres. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pilpres. Tampilkan semua postingan

Pilpres Berpeluang Dua Putaran

Pilpres Berpeluang Dua Putaran 
Jumat, 22 Mei 2009 17:51 WIB  

JAKARTA--MI: Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Riset Informasi Johan Silalahi tidak yakin pilpres 2009 hanya akan berlangsung dalam satu putaran. 

"Banyak yang provokasi bahwa pilpres hanya akan berlangsung satu putaran. Secara teoritis sulit impian itu akan terwujud," katanya saatĂ‚ diskusi bertema "Ekonomi Kemandirian vs Ekonomi Neoliberal" di Negarawan Center Jakarta, Jumat (22/5). 

Ia mengatakan, pada saat pilpres 2004, dimana pasangan SBY-JK menjadi bintang dan berada pada puncak popularitasnya, SBY tampak tergopoh-gopoh untuk memenangkan kontestasi tersebut. Pada putaran II pilpres 2004, ia menambahkan, duet SBY-JK hanya mampu menang dengan 60 persen suara saja dan jutaan rakyat lainnya lebih memilih golput. 

Dalam diskusi yang juga menghadirkan ekonom/mantan Menko Perekonomian di era Megawati Kwik Kian Gie dan ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Hendry Saparini, Johan menegaskan, masyarakat tidak akan peduli dengan berbagai jargon yang disuarakan semua kandidat presiden yang akan bertarung nanti. 

Masyarakat, ujarnya, hanya menanti program kongkrit apa yang akan diperjuangkan masing-masing capres yang bakal menyejahterakan mereka nantinya. Sementara itu, Hendry Saparini mengatakan, tahun 2009 adalah momentum untuk menyadarkan masyarakat tentang perlu adanya perubahan kebijakan ekonomi yang lebih memihak rakyat. (Ant/OL-06)) 





JK Praktis, SBY Sistematis, Mega Wong Cilik


Jumat, 22 Mei 2009 | 17:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketiga calon presiden, yaitu Jusuf Kalla, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Megawati Soekarnoputri, telah memaparkan visi dan misi ekonominya di hadapan para pengusaha dalam pekan ini. Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa menilai, masing-masing calon memiliki karakter sendiri.

Erwin mengatakan, Jusuf Kalla lebih menyampaikan hal-hal yang bersifat praktis, SBY sistematis, dan Megawati dinilainya lebih menekankan pada wong cilik.

"Masing-masing memiliki keunggulan. Kita berharap, yang terpenting untuk dunia usaha adalah kestabilan ekonomi," kata Erwin seusai mengikuti dialog dengan capres PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Jumat (22/5).

Ia enggan menjawab, saat ditanya calon mana yang lebih menjanjikan bagi sektor usaha. "Kita lihat sajalah, pada saatnya rakyat akan memilih. Yang terpenting adanya kestabilan, ada pertumbuhan ekonomi yang didukung dunia usaha, dan ada kebijakan yang berpihak pada dunia usaha," ujar Erwin.

Ketiga calon, menurutnya, sudah menyampaikan visi-misi ekonominya secara jelas dengan mengedepankan keunggulan serta karakter masing-masing. Ia mengatakan, dari segala hal yang dijanjikan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengimplementasiannya. "Implementasi kebijakan tentunya berkaitan dengan visi-misi yang juga menyangkut hal makro dan mikro. Kita lihat, mana yang sesuai dengan kondisi yang akan datang. Semuanya realistis," kata dia.

PDIP Batal Umumkan Capres-Cawapres Malam Ini


PDIP Batal Umumkan Capres-Cawapres Malam Ini
Kamis, 14 Mei 2009 - 20:19 wib
K. Yudha Wirakusuma - Okezone
JAKARTA - PDI Perjuangan batal menggelar konferensi pers mengumumkan calon presiden dan wakil presiden di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Kamis malam ini.
Sebelumnya PDIP melalui Ketua DPP PDIP Dudi Makmun Mu'rod menyatakan pengumuman calon presiden dan wakil presiden partai berlambang benteng moncong putih itu akan digelar sekira pukul 21.00 WIB atau 22.00 WIB malam ini.
"Konferensi pers batal dilaksanakan," kata staf kesekretariatan kediaman Megawati di Teku Umar, Yanto kepada wartawan, Kamis (14/5/2009) malam.
Dijelaskannya, pengumuman itu akan digelar berbarengan dengan deklarasi pasangan capres dan cawapres setelah salat Jumat pukul 14.00 WIB.
"Besok informasinya di sini, besok saja sekalian deklarasi pukul 14.00 WIB setelah salat Jumat," tambahnya. 
Alasan penundaan pengumuman itu dijelaskannya karena ada persiapan teknis yang masih harus dilaksanakan. "Sekarang lagi ada persiapan teknis. Saya cuma disuruh menyampaikan oleh ibu," jelasnya.
Pernyataan itu kontan membuat sejumlah wartawan yang sudah menunggu sejak pagi tadi kecewa, terutama para wartawan media elektronik dari berbagai stasiun televisi. Tripot dan kamera yang telah dipasang menghadap panggung yang bertuliskan "Demi Negeri Kami Bersatu" akhirnya dicabut satu persatu. Para wartawan pun sebagian langsung meninggalkan Teuku Umar. (fit) 


Golkar-PDIP Sambut Pecahan Koalisi SBY

Thursday, 14 May 2009 
JAKARTA(SI) – Partai Golkar dan PDI Perjuangan membuka pintu koalisi bagi partai politik yang membatalkan dukungan terhadap calon presiden Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. 
Bahkan, Partai Golkar menggencarkan lobi-lobi politiknya terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono menyambut baik jika ada pecahan koalisi Partai Demokrat yang akan bergabung dengan partainya. 
Menurut dia,perpecahan kolisi Demokrat secara otomatis akan membuka pintu koalisi bagi Golkar yang mengusung Jusuf Kalla-Wiranto sebagai capres dan cawapres.“Sudah pasti sangat gembira karena dengan itu akan ada pertambahan partai yang akan bergabung,”kata Agung Laksono di Gedung DPR, Jakarta,kemarin. 
Seperti diketahui, empat parpol pendukung SBY, yakni PAN, PKS, PPP, dan PKB, menggelar pertemuan di Hotel Nikko, Selasa (12/5) malam lalu.Mereka bereaksi atas pencalonan Boediono sebagai cawapres SBY. Pertemuan empat partai pendukung koalisi capres SBY tersebut ternyata dihadiri juga capres Jusuf Kalla (JK) dan cawapres Wiranto (Win). 
Kedatangan JK-Win tersebut atas undangan dari PPP,PKS,PAN,dan PKB. Menurut Agung, politik memang mudah berubah dan fleksibel sehingga pada posisi ini, Golkar juga harus bisa membuka pintu lebar-lebar masuknya amunisi baru untuk memperkuat pencalonan JK-Win yang sudah dideklarasikan beberapa pekan lalu.
“Di kalangan internal Golkar sendiri sudah melakukan konsolidasi, jadi ada yang bertugas melakukan komunikasi dengan partai-partai itu dan ada juga yang melakukan konsolidasi ke daerah,” ujar Agung. Dengan perpecahan itu,Partai Golkar berharap partai pendukung SBY itu berubah haluan. 
“Itu kebijakan politik Golkar yang memungkinkan partai lain untuk bergabung.Tapi tidak berarti kita panggil kawan-kawan ke kita,”ujar Ketua DPP Partai Golkar Syamsul Muarif di sela-sela kunjungan kerja Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya, Jawa Timur, kemarin. 
Pada kesempatan tersebut, Syamsul menegaskan, Golkar bukan partai kiri atau kanan. Ideologi Partai Golkar bersifat di tengah. Karena itu, apabila ada parpol yang meminta untuk bertemu, Golkar siap. ”Ideologi Golkar tidak kanan kiri, tetapi tengah. Kebetulan ada yang minta komunikasi politik. Kalau mereka minta kita tidak ada masalah. Pak JK juga pernah datang ke Mba Puan, no problem,” papar Syamsul. 
Di sisi lain PKS terlihat mendekat ke kubu JK-Win. Pada malam yang sama,empat elite PKS datang ke kediaman dinas Wapres Jusuf Kalla di Jalan Diponegoro No 2, yakni Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin dan Sekjen DPP PKS Anis Matta. PDI menyatakan juga membuka komunikasi dengan partai mitra koalisi Demokrat yang tidak puas dengan penentuan Boediono sebagai cawapres.
“Kita membuka siapa pun untuk bergabung dan sekarang ini memang sangat dinamis. Hari ini banyak pertemuan yang bersifat tertutup dan dilakukan untuk mengerucutkan beberapa segmen yang masih terpisah dengan partai-partai yang ada,” kata Sekjen DPP PDIP Pramono Anung di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar Jakarta, kemarin. 
Ketua badan Pemenangan Pemilu (BP-Pemilu) PDIP Tjahjo Kumolo menambahkan, PDIP tidak mau masuk pada internal partai lain dalam hal koalisi, termasuk bila ada partai yang merasa kecewa atas keputusan SBY memilih cawapres dari nonparpol. “Saya kira itu masalah internal partai masing-masing, terutama dengan Demokrat,”katanya. (helmi f/maya s/rahmat sahid) 




Yoris: JK-Win Buka Pintu untuk PKS


JAKARTA, KOMPAS.com — Fungsionaris DPP Partai Golkar Yoris Raweyae menegaskan, koalisi Jusuf Kalla dan Wiranto (JK-Win) membuka pintu seluas-luasnya kepada PKS jika partai itu benar-benar menarik dukungannya dari Partai Demokrat.
"Walaupun dalam politik itu tetap ada take and give-nya, tapi yang jelas Partai Golkar membuka pintu seluas-luasnya bagi bergabungnya PKS," ujarnya kepada pers di Gedung DPR Jakarta, Kamis (14/5).
Ditegaskannya bahwa untuk memenangkan kompetisi di pilpres mendatang, JK-Win sangat membutuhkan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Menurut Yoris yang juga anggota Komisi I DPR itu, yang ditawarkan duet Jusuf Kalla dan Wiranto kepada rakyat Indonesia adalah visi kebersamaan untuk membangun bangsa ini ke depan dengan dukungan keseimbangan di parlemen.
"Selain itu juga tentunya lebih cepat dan lebih baik lagi dari saat ini," ujar Yories yang juga anggota tim sukses JK-Win itu.
Sementara itu, mengenai perubahan perolehan kursi Golkar di DPR RI yang semula 108 dan kemudian turun menjadi 107 kursi, Yoris mengatakan bahwa partainya telah memprediksi kekacauan penghitungan seperti itu akan terjadi di KPU setelah sebelumnya saat pemilu juga terjadi kekisruhan DPT.
"Kekacauan DPT dulu itu sekarang ini mulai terlihat dampaknya pada penghitungan kursi," ujarnya.
Partai, ujarnya, pasti akan mempersoalkan hilangnya kursi Golkar tersebut dan melakukan gugatan kepada KPU ke Mahkamah Konstitusi. 
Namun, ia menambahkan, yang menjadi persoalan adalah MK telah menutup pendaftaran sengketa atas hasil pemilu legislatif pada Selasa (12/5) malam. Sementara KPU baru mengumumkan perolehan kursi setiap parpol pada Rabu malam (13/5). 
"Jadi kita juga belum tahu ke mana persoalan sengketa atas hasil pemilu ini akan dibawa," ujarnya.